Thursday, July 31, 2008

penyair

Dia adalah rantai penghubung..
Antara dunia ini dan dunia akan datang
Kolam air manis tuk jiwa-jiwa yang kehausan
Dia adalah sebatang pohon tertanam
Di lembah sungai keindahan
Memikul bebuah nan ranum

Bagi hati lapar yang mencari..
Dia adalah seekor burung 'nightingale'
Menyejukkan jiwa yang dalam kedukaan
Menaikkan semangat dengan alunan melodi keindahan

Dia adalah sepotong awan putih di langit cerah
Naik dan mengembang memenuhi angkasa
Mencurahkan kurnianya di atas padang kehidupan
Membuka kelopak mereka bagi menerima cahaya

Dia adalah malaikat diutus Yang Maha Kuasa
Demi mengajarkan Kalam Ilahi.
Seberkas cahaya gemilang tak kunjung padam
Tak terliput gelap malam
Tak tergoyah oleh angin kencang

Ishtar, dewi cinta, meminyakinya dengan kasih sayang
Dan nyanyian Apollo menjadi cahaya abadi
Dia adalah manusia yang selalu bersendirian
hidup serba sederhana dan berhati suci

Dia duduk di pangkuan alam
Mencari inspirasi ilham
Berjaga di keheningan malam
Menanti dgn sarana kalam

Dia adalah si tukang jahit
Yang menjahit benih hatinya di ladang kasih sayang
dan kemanusiaan menyuburkannya
Inilah penya'ir yang dipinggirkan oleh manusia pada zamannya
Dan hanya dikenali sesudah jasad ditinggalkannya
Dunia pun mengucapkan selamat tinggal
Dan kembalilah ia pada Ilahi

Inilah penya'ir yang tak meminta apa-apa
dari manusia kecuali seulas senyum
Inilah penya'ir yang penuh semangat
Dan memenuhi cakrawala dengan keindahan kata-kata

Namun..
Manusia tetap menafikan kewujudan keindahan
Sampai bila manusia terus terlena
Sampai bila manusia menyanjung penguasa
Yang meraih kehebatan dgn mengambil kesempatan

Sampai bila manusia mengabaikan
Yang boleh memperlihatkan keindahan pada jiwa-jiwa
Pada simbol cinta dan kedamaian
Sampai bila manusia hanya akan menyanjung jasa
Orang yang sudah tiada perwujudan

Dan melupakan si hidup yg dikelilingi penderitaan
Yang menghambakan hidup mereka seperti lilin menyala
Tuk menunjukkan jalan yang benar bagi orang yang lupa

Wahai para penya'ir..
Kalian adalah kehidupan dalam kehidupan ini
Telah engkau tundukkan abad demi abad termasuk tirainya

Wahai penya'ir..
Suatu hari kau akan merajai hati-hati manusia
Dan kerana itu kerajaanmu adalah abadi

Wahai penya'ir..
Periksalah mahkota berdurimu..
Kau akan menemui kelembutan dibalik jambangan bunga-bungamu

Ibu

Ibu..
Merupakan kata tersejuk nan mudah
Yang dilantunkan oleh bibir - bibir manusia.
Dan "Ibuku" merupakan sebutan terindah.
Kata yang semerbak cinta dan impian
Manis dan syahdu yang memancar dari kedalaman jiwa

Ibu adalah segalanya
Ibu adalah penegas kita dikala lara
Impian kita dalam rengsa
Rujukan kita di kala nista

Ibu adalah mata air cinta..
Hakikat kemuliaan..
Sumber kebahagiaan..
Dan toleransi segala

Siapa pun yang kehilangan ibu
Ia akan kehilangan sehelai jiwa suci
Yang senantiasa memberi merestu
Dan selalu memberkati

Alam semesta selalu berbincang dalam bahasa ibu
Matahari sebagai ibu bumi
Yang menyusuinya melalui panasnya
Matahari tak akan pernah meninggalkan bumi
Sampai malam merebahkannya

Dalam lentera ombak..
Syahdu tembang beburungan dan sesungaian
Bumi adalah ibu pepohonan dan bebungaan
Bumi menumbuhkannya..
Menjaganya..
Dan membesarkannya

Pepohonan dan bebungaan adalah ibu yang tulus
Memelihara bebuahan dan bebijian

Ibu adalah jiwa keabadian bagi semua wujud
Penuh cinta dan kedamaian...

Rindu


Senandung lirih pagi,
Pada hari yang kapan berujung,
Ketika penantian adalah kenyataan,
Ketika Perjumpaan menjadi harapan,

Butir pasir kilaukan sinar surya,
Pada langit yang berarak cerah,
Deburan ombak menerjang karang,
Seperti gemuruh hatiku,
Yang merindu pada kekasihku,
Seperti debaran jantungku ,

Ketika ku dengar suara dan tawanya,
Resah jiwa menghimpit rinduku,
Ketika cinta bermain di hayalan,
Ketika angan bermain dimimpiku,
Ketika perjumpaan dalam renungan,
Bimbang rasa menggoda pikiranku,

Ketika timbul pertanyaan,
Bernada keraguan atau keresahan,
Ketika bisikan-bisikan pengakan telingaku,
Akan cinta dunia maya,
Akan kasih dunia hayalan,
Akan rindu berujung tangis,
Akan harapan dijatuhkan,

Oleh ucapan resahkan jiwa,
Oleh kata menusiki bathin,
Angin yang bertaut udara,
Dimana sejuk embun pagi,
Mengisi relung hati dengan cintanya,
Dengan kasihnya, juga kerinduannya

Dengan harapannya bersatu jua,
Dengan perjumpaan kuatkan rasa,
Dengan menatapnya damaikan gundah,
Dengan memeluknya kurasakan syurga,
Dengan senyumnya taburkan mawar kasih,
Dengan ucapannya kuatkan langkah,
Dengan kata bijaknya teguhkanku,

Tuk mencintai dan mengasihinya
Tuk menyatukan hatiku dengan hatinya
Tuk merengkuh syahdu dengan doaku,
Kiranya ALLAH SWT memperstukanku denganya,
Dalam keridhoan juga BerkahNYA.


Wednesday, July 30, 2008

Nyanyian jiwa


Di dasar relung jiwaku
Bergema nyanyian tanpa kata sebuah lagu
Yang bernafas di dalam benih hatiku,
Yang tiada dicairkan oleh tinta di atas lembar kulitku

Ia meneguk rasa kasihku
Dalam jubah yg tipis kainnya
Dan mengalirkan sayangnya
Namun bukan menyentuh bibirku.

Betapa dapat aku mendesahkan
Aku bimbang dia mungkin berbaur dengan kerajaan fana
Kepada siapa aku akan menyanyikan
Dia tersimpan dalam relung sukma
Kerna aku risau dia akan terhempas
Di telinga pendengaran yang keras

Pabila kutatap penglihatan batinku
Nampak bayangan dalam bayangannya
Dan pabila kusentuh hujung jemariku
Terasa getaran kehadirannya
Perilaku tanganku saksi bisu kehadirannya
Bagai danau tenang yang memantulkan cahaya bintang-bintang bergemerlapan.

Air mataku menandai sendu
Bagai titik-titik embun syahdu
Yang membongkarkan rahsia mawar layu.

Lagu itu digubah oleh renungan
Dikumandangkan oleh kesunyian
Disingkiri oleh kebisingan
Dilipat oleh kebenaran

Diulang-ulang oleh mimpi dan bayangan
Difahami oleh cinta
Disembunyikan oleh kesedaran siang
Dan dinyanyikan oleh sukma malam

Lagu itu lagu kasih-sayang
'Cain' atau 'Esau' manakah yang mampu membawakannya berkumandang
Nyanyian itu lebih semerbak wangi daripada melati
Suara manakah yang dapat menangkapnya
Kidung tersembunyi bagai rahsia perawan suci
Getar nada mana yang mampu menggoyahnya

Siapa berani menyatukan debur ombak samudra
Dengan kicau bening burung malam
Siapa yang berani membandingkan deru alam
Dengan desah bayi yang nyenyak di buaian

Siapa berani memecah sunyi
Dan lantang menuturkan bisikan sanubari
Yang hanya terungkap oleh hati
Insan mana yang berani
melagukan kidung suci Tuhan?


">

Bangsa kasihan


Kasihan bangsa yang memakai pakaian yang tidak ditenunnya

Memakan roti dari gandum yang tidak dituainya
Dan meminum anggur yang tidak diperasnya

Kasihan bangsa yang menjadikan orang bodoh menjadi pahlawan
Dan menganggap penindasan penjajah sebagai hadiah

Kasihan bangsa yang meremehkan nafsu dalam mimpi-mimpinya ketika tidur
Sementara menyerah padanya ketika bangun

Kasihan bangsa yang tidak pernah angkat suara
Kecuali jika sedang berjalan di atas kuburan
Tidak sesumbar kecuali di runtuhan
Dan tidak memberontak kecuali lehernya sudah berada di antara pedang dan landasan.

Kasihan bangsa yang negarawannya serigala
Falsafahnya karung nasi
Dan senimannya tukang tambal dan tukang tiru

Kasihan bangsa yang menyambut penguasa barunya
Dengan trompet kehormatan namun melepasnya dengan cacian
Hanya untuk menyambut penguasa baru lain dengan trompet lagi

Kasihan bangsa yang orang sucinya dungu
Menghitung tahun-tahun berlalu
Dan orang kuatnya masih dalam gendongan

Kasihan bangsa yang berpecah-belah
Dan masing-masing mengangap dirinya sebagai satu bangsa


Tuesday, July 29, 2008

untaian goresan

Biarkan aku terbaring dalam lelapku..
Kerana jiwa ini telah dirasuki cinta..
Dan biarkan daku istirahat..
Kerana batin ini memiliki segala..

Nyalakan lilin-lilin dan bakarlah dupa..
Agar mewangi di sekeliling ranjang ini..
Taburi tubuh ini dengan bunga mawar melati..
Minyakilah rambut ini dengan puspa dupa..
Olesi kaki-kaki ini dengan wangian..

Biarkan ku istirahat di ranjang ini..
Kerana kedua bola mata ini telah teramat lelah..
Biar sajak-sajak bersalut perak bergetaran..
Dan menyejukkan jiwa..
Terbangkan dawai-dawai harpa..
Dan singkapkan tabir lara hati..

Nyanyikanlah masa-masa lalu..
Seperti engkau memandang fajar harapan..
Berirama ghaib begitu lembut..
Bagai ranjang kapas tempat hatiku terbaring..

Janganlah kau menitikkan airmata..
Tegakkanlah kepalamu seperti bunga-bunga..
Semai jari-jemari menyambut mahkota fajar..
Dengarkan kibaran kepak sayap-sayap..
Dan ucapkanlah selamat tinggal buatku..
Ciumlah mataku dengan seulas senyum maya..
Biarkan anak-anakku merentang tangan-tangan mungilnya..

Dengan kelembutan jemari mereka menyentuhku

Biarkanlah Masa meletakkan tangan lembutnya di dahiku..
Dan memberkatiku..
Dan melihat bayangan Tuhan dalam mataku..
Dan mendengar Gema Iradat-Nya berlarian dengan nafasku...
.

maapkan atas keluhanku

Haruskah aku Menderita karena Cinta
Aku merindukan kekasih yang tiada

Begitu hampa jiwa
ketika Quharus ditinggalkan dirinya
Betapa mudahnya air mata mengalir

Betapa sakitnya Hati terluka


Haruskah Aku terus menerus begini?
Merasakan cinta yang tlah tiada

Lebih baik kulupakan semua

Kubiarkan diriku hidup tanpa mengenan
g cinta
Yang pernah ada dimasa lalu

Karna kuyakin ..
Cinta itu telah mati
takkan kembali tuk hidupku

Masih adakah cinta ?
Masih adakah Hati ?
Masih adakah waktu ?

Dan tetap adakah semua tentang kita
?

Tiada embun sejuk membasuh hati..

Tiada angin sejuk mewangi membelai..

Tiada semua seperti sedia kala..

Hanya terbatas pada nurani Kita

Tak ubah nya Kita yang hanya diam tak be
rarti..

Sunyi waktu kelamnya Kita ..
Terbata dalam kata..

Membisu dalam hati..

Berjalan di percikan cahaya..

Menepi di sudut hati yang gelap..

Menanti ..
Dan hanya menanti..


Tubuhku terhempas dalam bayang

Terlempar jauh dialam maya

Terjerat rumput dan ilalang

Tergulung bagai insan yang tak berdaya

Jiwa serasa telah mati

Tak memiliki gairah lagi

Hati bak terhimpit sunyi

Nyata tiada guna hidup ini


Kemanakah lagi kulangkahkan kaki

Pada siapakah kutambatkan hati..
Mungkinkah aku kan terus begini
Hingga ajal menputku nanti


Jauh kumembawa segumpal rasa

Keluh,kesah tersembunyi dalam dada

Ingin berbagi dan berkata

Bercerita tentang duka lara

Dalam sebuah sukma dalam wujud manusia

Hatiku tertinggal bersama maya

Jiwa kubawa dengan hampa

Perih menjalar bagai bias

Palingan sinis hiasi sunyi


Keras deras bersama pilu
kalimat terucap penuh ragu Mengungkap rasa dalam hati

Tak kuat dalam dekapan ratapan

Tak kuat ku tuk bersimpuh

Melawan badai dalam gurun

Hati sudah sangatlah rapuh


Biarlah ku terbawa angin

Terbang bersama keatas awan

Jauh dari lara & dusta

Jauh dari kebusukan cinta


Telah kurelakan semua kini

Demi menyambut cinta yang hakiki

Aku telah siap kembali

Keharibaanmu yaa Ilahi…Robiii..





hakikat cinta

Jangan menangis, Kekasihku...
Janganlah menangis dan berbahagialah.
kerana kita diikat bersama dalam cinta.
Hanya dengan cinta yang indah...
kita dapat bertahan terhadap derita kerinduan,
pahitnya kesedihan,
dan duka karma terpisah

musim bunga

<iipsmiley><iipsmiley>
Photobucket


Marilah sayang..
Mari berjalan menjelajahi perbukitan..
Salju telah cair..
Dan kehidupan telah terjaga dari lenanya
Dan kini mengembara..
Menyusuri pegunungan dan lembah-lembah


Mari kita ikut jejak-jejak Musim Bunga
Yang melangkaui Ladang-ladang jauh
Dan mendaki puncak-puncak perbukitan
Tuk menadah ilham dari aras ketinggian


Di atas hamparan ngarai nan sejuk kehijauan
Fajar Musim Bunga telah menebarkan keindahan
Sulur-sulur daun anggur saling berpelukan bagai kekasih
Air kali pun lincah berlompatan menari ria,
Di sela-sela batuan, menyanyikan lagu riang.


Bunga-bunga bermekaran dari jantung alam
Laksana buih-buih bersemburan dari kalbu lautan


Kemarilah sayang..
Mari meneguk sisa air mata musim dingin
Dari gelas kelopak bunga lili
Dan menenangkan jiwa dengan gerimis nada-nada
Nada curahan simfoni burung-burung yang berkicauan
dan berkelana riang dalam bayu mengasyikkan


Mari duduk di batu besar itu
Tempat bunga violet berteduh dalam persembunyian
Dan meniru kemanisan mereka dalam pertukaran kasih rindu


ijinkan


Izinkn aku...
Menyentuh perasaan mu...
Biar gelora cinta semalam...


Izinkn aku...
Merindui mu selalu..
Biar bergetar naluri mu...


Walau berkali kau membenci..
Cinta ku takkn hilang..
Himpunkan semua kemaafan
Dengarkan dalam rintihan


Andainya Kau Pergi..
Gugurlah Bunga Cinta...
Terpadam mentari yang menyinar..


Kembalilah..
Kau ku nanti penuh pasti..
Rintihan harapan utk mu seorang..


Bunga terakhir kupersembahkan kepada yang terindah
Sebagai satu tanda cinta terpendam..
Bunga terakhir menjadi kenangan yang tersimpan
Tak 'kan pernah hilang 'tuk selamanya


Betapa cinta ini sungguh berarti
Tetaplah terjaga
Hingga akhir hayat nanti
'Ku kan datang bersama kenangan

harapan yang tiada


<iipsmiley><iipsmiley>

Angin senja berhembus nyata
Satu-satu bunga berguguran
Di dalam keindahan tiada lagi cahaya
Hilanglah sari penghias taman


Kelopak bagai sutera
Kini tandus tiada bermaya
Hilanglah keharuman tiada lagi berseri
Bunga layu di pangkuan bumi


Dimanakah jejari yang sering menanti
Berharap yang tiada pasti
Dititis embun pagi
Ku tak mungkin bersemi kembali


Di remang warna senja
Bunga gugur menebar luka
Sirnalah kemegahan cahaya penerang taman
Setelah bunga jatuh berserakan...

Tiada terpahami apa yg terkata Karna kumembungkam sejuta rasa Jika hati dapat bicara Jelas sudah tiada rahasia

kisah yang berlalu

Photobucket

Hatiku selalu mengenang
Menyusuri sungai ku melangkah
Bersama riuhnya air yang bening
Diantara bebatuan yang kelam


Disini kuingin mengulas kisah
Yang berlalu bersama kelam
Kala harapanku seakan punah
Kau beranjak membawa kesan


Berlalu sudah beberapa purnama
Dan cukuplah hati ini berharap
Menunggu dengan asa duka
Mengalihkan resah dan gunda


Maafkan atas kelancanganku
Yang selama ini begitu semu
Menunggu hal yg berlalu
Menanti akhir dari harapan


Biarlah ku sendiri
Lewati hari-hari sepi
Tanpa riang dan candamu


Biar-biarlah...
Cukup aku saja sendiri
Lewati dinginnya mimpi
Tuk dapatkan cinta yang abadi


Biar-biarlah..
Aku melangkahkan kaki tak menentu
Membawa akhir dari cintamu
Dalam perjalanan hidupku


Maafkan aku...
Karena merasa diri belum mampu
Tuk memberimu satu kata itu
Memberi kepastian padamu


Walaupun kutahu...
Jiwamu masih tertinggal dalam hatiku
Percayalah padaNya
Takdir kan membuktikannya

cinta pertama

"Setiap orang pasti teringat cinta pertamanya dan mencoba menangkap kembali hari-hari asing itu, yang kenangannya mengubah perasaan direlung hatinya dan membuatnya begitu bahagia di sebalik kepahitan yang penuh misteri."

masih adakah..?

Haruskah aku Menderita karena Cinta
Aku merindukan kekasih yang tiada
Begitu hampa jiwa
ketika Quharus ditinggalkan dirinya


Betapa mudahnya air mata mengalir
Betapa sakitnya Hati terluka
Haruskah Aku terus menerus begini?
Merasakan cinta yang tlah tiada
Lebih baik kulupakan semua


kubiarkan diriku hidup tanpa mengenang
cinta yang pernah ada dimasa lalu
Karna kuyakin Cinta itu telah mati
takkan kembali tuk hidupku


Masih adakah cinta ?
Masih adakah Hati ?
Masih adakah waktu ?
Dan tetap adakah semua tentang kita?


Tiada embun sejuk membasuh hati..
Tiada angin sejuk mewangi membelai..
Tiada semua seperti sedia kala..
Hanya terbatas pada nurani Kita


Tak ubah nya Kita yang hanya diam tak berarti..
Sunyi waktu kelamnya Kita ..
terbata dalam kata..
membisu dalam hati..
berjalan di percikan cahaya..
menepi di sudut hati yang gelap..
menanti ..dan hanya menanti..


Tubuhku terhempas dalam bayang
Terlempar jauh dialam maya
Terjerat rumput dan ilalang
Tergulung bagai insan yang tak berdaya


Jiwa serasa telah mati
Tak memiliki gairah lagi
Hati bak terhimpit sunyi
Nyata tiada guna hidup ini


Kemanakah lagi kulangkahkan kaki
Pada siapakah kutambatkan hati..
Mungkinkah aku kan terus begini
Hingga ajal menputku nanti


Jauh kumembawa segumpal rasa
Keluh,kesah tersembunyi dalam dada
Ingin berbagi dan berkata
Bercerita tentang duka lara


Dalam sebuah sukma dalam wujud manusia
Hatiku tertinggal bersama maya
Jiwa kubawa dengan hampa
Perih menjalar bagai bias


Palingan sinis hiasi sunyi
Keras deras bersama pilu
kalimat terucap penuh ragu
mengungkap rasa dalam hati


Tak kuat dalam dekapan ratapan
Tak kuat ku tuk bersimpuh
Melawan badai dalam gurun
Hati sudah sangatlah rapuh


Biarlah ku terbawa angin
Terbang bersama keatas awan
Jauh dari lara & dusta
Jauh dari kebusukan cinta


Telah kurelakan semua kini
Demi menyambut cinta yang hakiki
Aku telah siap kembali
Keharibaanmu yaa Ilahi…Robbi!

my dream


Pejamkan mata dari nyata

Tak selalu terlelap itu gelap

Warna-warni indah alam semesta

Hadir dalam rangkaian cerita

Kubelai rambutmu dengan mesra

Canda tawamu berjuta rasa

Berbincang bermain kata

Hangat pelukmu selami sukma

Selalu hadirmu di dunia mimpiku

Berselimutkan kasih hangat dan lembut

Sebelum matahari pagi datang menjemput

Biarlah kunikmati hadirmu di sisiku

Menunggu














Gelap malam ini
Meski cahaya bintang menari-nari
Jalanan tetap sepi sunyi
Lenggang....Seolah mati

Kelam malam ini
Hanya berselimut angin dingin menusuk hati
Meski purnama benderang menyinari
Namun seolah tak peduli

Hitam pekat malam ini
Menggoreskan warna-warna kelabu pada diri
Menggelayut awan pedih
Menunggu yang tak pasti











keraguan










Awan tak menunjukan arah
Bulan memberi sinar yang remang
Angin berhembus kencang
Dingin tak memberi pilihan
Berdiri di jalan ini
Membuatku berteman ragu

Merah memang tangisku
Karena bingung menjadi mataku
Awan kian kelabu
Saat kaki ku menjadi kaku
Bergemingku dalam sendu
Menunggu waktu menyeret sekujur tubuhku
Dalam bubur penyesalan yang tak mampu ku bau
Melihat muakku
Pada segala palu pengadilan hidupku

Oh engakau sang manusia berkawan ragu
Nyatakanlah mau mu
Tenang memang ingin kau kenakan sebagai jubah kehormatan
Namun ingat...
Waktu mencoba menyadarkan
Bahwa kau tersesat...
Wahai engkau, manusia berkawan ragu…













Ya Allah

















Riuh... ramai... gaduh... dan penuh kegembiraan
Taman
hati berwarna warni
Panggung rumah paru-paru berdiri kokoh
Kolam cinta mengalir indah keawan kasih
Badan terasa sejuk...

Segar tak terkirakan

Rumput selaput nadi bergoyang lembut
Di tiup angin cinta sejati
Burung camar jatuh menukik pelan
Hinggap di pohon tulang iga putih

Matanya melihat kearah taman hati Pandangannya terpesona oleh pemandangan cantik

Bidadari cinta dan pangeran kasih sayang
Bersenda gurau diangan yang tinggi

Hati pun gembira...

Jiwa pun lega...

Ya Allah...

Abadikan keadaan ini
















Asa






Ya Allah...ya Tuhanku..

Seandainya telah Engkau catatkan

dia akan mejadi teman menapaki hidup

Satukanlah hatinya dengan hatiku

Titipkanlah kebahagiaan diantara kami

Agar kemesraan itu abadi

Ya Allah... ya Tuhanku..

Yang Maha Mengasihi….

Seiringkanlah kami melayari hidup ini

Ke tepian yang sejahtera dan abadi

Tetapi ya Allah...

Seandainya telah Engkau takdirkan...

Dia bukan milikku…

Bawalah ia jauh dari pandanganku

Luputkanlah ia dari ingatanku

Ambillah kebahagiaan ketika dia ada disisiku

Dan peliharalah aku dari kekecewaan

Ya Allah ya Tuhanku

Yang Maha Mengerti...

Berikanlah aku kekuatan

Melontar bayangannya ke dada langit

Hilang bersama senja memerah

Agarku bisa berbahagia

Walaupun tanpa bersama dengannya

Ya Allah Ya Tuhanku...

Gantikanlah yang telah hilang

Tumbuhkanlah kembali yang telah patah

Walaupun tidak sama dengan dirinya....

Ya Allah ya Tuhanku...

Pasrahkanlah aku dengan takdirMu

Sesungguhnya apa yang telah Engkau takdirkan

Adalah yang terbaik buatku…

Karena Engkau Maha Mengetahui

Segala yang terbaik buat hambaMu ini

Ya Allah...

Cukuplah Engkau saja yang menjadi pemeliharaku

Di dunia dan di akhirat

Dengarlah rintihan dari hambaMu yang lemah ini

Jangan Engkau biarkan aku sendirian

Di dunia ini maupun di akhirat

Menjuruskan aku ke arah kemaksiatan dan kemungkaran

Maka kurniakanlah aku seorang pasangan yang beriman

Supaya aku dan dia dapat membina kesejahteraan hidup

Ke jalan yang Engkau ridhai

Amin... Ya Rabbal 'Alamin













persembahan hati







Mohonku kepada getaran

Rasuki jiwaku untuk terus bertunas

Menjadi pohon-pohon kembaran

Gelinjangkan lelahku rerimbunan sang ruh

Persembahan secawan anggur hati

Telah menyingkap tidurku

Sungguh tubuhku lunglai tiada nadi daya

Hingga sapa matahari

Menghangatkan sunyi tubuhku

Kelam terrenda temaram kabut masa

Aku masih sabit yang terpenggal

Yang tak pernah memiliki malam, siang, pagi

Karena singgahku
Tak pernah termiliki siapapun
Kecuali kupu-kupu saljuku
Setia selalu kapanpun...








kerinduan












Sendiri aku disini

Berbisik sendu dalam kesepian

Kunikmati getaran dengan sekilas bayangan indah..

Kubuka hati, gapai bintang tutup mata ini,

ku coba mengulang


Mengingat segala perkenalan awal

Sikap tegas lembutmu membakar perisai tangguh..

Hatiku beku tiada mampu membendung,

Mengikat, gelombang berkobar

Mencabik-cabik rasa


Rindu hampir punah

Kucoba menangkap amukan hati..

Kadang terseok,

Tersungkur terjatuh rintihan luka

Nanar tatapan menerawang langkah terhenti gumamkan

Kabut turun langitpun mengelam


Sang surya menahan diri

Angin dingin bekukan tubuh yang seakan tanpa

Buih ombak putihkan lautan

Riuh gemuruh deburan pantai


Seolah suara hati nan berkecamuk

Bayu datanglah kepangkuan jemput sejuta rasa..

Bawalah terbang jauh tinggi dan sampaikan

Salam rinduku untuknya.