Thursday, July 31, 2008
penyair
Ibu
Rindu
Wednesday, July 30, 2008
Nyanyian jiwa

Bangsa kasihan
Tuesday, July 29, 2008
untaian goresan

Kerana jiwa ini telah dirasuki cinta..
Dan biarkan daku istirahat..
Kerana batin ini memiliki segala..
Nyalakan lilin-lilin dan bakarlah dupa..
Agar mewangi di sekeliling ranjang ini..
Taburi tubuh ini dengan bunga mawar melati..
Minyakilah rambut ini dengan puspa dupa..
Olesi kaki-kaki ini dengan wangian..
Biarkan ku istirahat di ranjang ini..
Kerana kedua bola mata ini telah teramat lelah..
Biar sajak-sajak bersalut perak bergetaran..
Dan menyejukkan jiwa..
Terbangkan dawai-dawai harpa..
Dan singkapkan tabir lara hati..
Nyanyikanlah masa-masa lalu..
Seperti engkau memandang fajar harapan..
Berirama ghaib begitu lembut..
Bagai ranjang kapas tempat hatiku terbaring..
Janganlah kau menitikkan airmata..
Tegakkanlah kepalamu seperti bunga-bunga..
Semai jari-jemari menyambut mahkota fajar..
Dengarkan kibaran kepak sayap-sayap..
Dan ucapkanlah selamat tinggal buatku..
Biarkan anak-anakku merentang tangan-tangan mungilnya..
Dengan kelembutan jemari mereka menyentuhku
Biarkanlah Masa meletakkan tangan lembutnya di dahiku..
Dan memberkatiku..
Dan melihat bayangan Tuhan dalam mataku..
Dan mendengar Gema Iradat-Nya berlarian dengan nafasku....

maapkan atas keluhanku

Aku merindukan kekasih yang tiada
Begitu hampa jiwa ketika Quharus ditinggalkan dirinya
Betapa mudahnya air mata mengalir
Betapa sakitnya Hati terluka
Haruskah Aku terus menerus begini?
Merasakan cinta yang tlah tiada
Lebih baik kulupakan semua
Kubiarkan diriku hidup tanpa mengenang cinta
Yang pernah ada dimasa lalu
Karna kuyakin ..
Cinta itu telah mati takkan kembali tuk hidupku
Masih adakah cinta ?
Masih adakah Hati ?
Masih adakah waktu ?
Dan tetap adakah semua tentang kita?
Tiada embun sejuk membasuh hati..
Tiada angin sejuk mewangi membelai..
Tiada semua seperti sedia kala..
Hanya terbatas pada nurani Kita
Tak ubah nya Kita yang hanya diam tak berarti..
Sunyi waktu kelamnya Kita ..
Terbata dalam kata..
Membisu dalam hati..
Berjalan di percikan cahaya..
Menepi di sudut hati yang gelap..
Menanti ..
Dan hanya menanti..
Tubuhku terhempas dalam bayang
Terlempar jauh dialam maya
Terjerat rumput dan ilalang
Tergulung bagai insan yang tak berdaya
Jiwa serasa telah mati
Tak memiliki gairah lagi
Hati bak terhimpit sunyi
Nyata tiada guna hidup ini
Kemanakah lagi kulangkahkan kaki
Pada siapakah kutambatkan hati..
Mungkinkah aku kan terus begini
Hingga ajal menputku nanti
Jauh kumembawa segumpal rasa
Keluh,kesah tersembunyi dalam dada
Ingin berbagi dan berkata
Bercerita tentang duka lara
Dalam sebuah sukma dalam wujud manusia
Hatiku tertinggal bersama maya
Jiwa kubawa dengan hampa
Perih menjalar bagai bias
Palingan sinis hiasi sunyi
Keras deras bersama pilu kalimat terucap penuh ragu Mengungkap rasa dalam hati
Tak kuat dalam dekapan ratapan
Tak kuat ku tuk bersimpuh
Melawan badai dalam gurun
Hati sudah sangatlah rapuh
Biarlah ku terbawa angin
Terbang bersama keatas awan
Jauh dari lara & dusta
Jauh dari kebusukan cinta
Telah kurelakan semua kini
Demi menyambut cinta yang hakiki
Aku telah siap kembali
Keharibaanmu yaa Ilahi…Robiii..

hakikat cinta
Jangan menangis, Kekasihku...
Janganlah menangis dan berbahagialah.
kerana kita diikat bersama dalam cinta.
Hanya dengan cinta yang indah...
kita dapat bertahan terhadap derita kerinduan,
pahitnya kesedihan,
dan duka karma terpisah
musim bunga



Marilah sayang..
Mari berjalan menjelajahi perbukitan..
Salju telah cair..
Dan kehidupan telah terjaga dari lenanya
Dan kini mengembara..
Menyusuri pegunungan dan lembah-lembah
Mari kita ikut jejak-jejak Musim Bunga
Yang melangkaui Ladang-ladang jauh
Dan mendaki puncak-puncak perbukitan
Tuk menadah ilham dari aras ketinggian
Fajar Musim Bunga telah menebarkan keindahan
Sulur-sulur daun anggur saling berpelukan bagai kekasih
Air kali pun lincah berlompatan menari ria,
Di sela-sela batuan, menyanyikan lagu riang.
Laksana buih-buih bersemburan dari kalbu lautan
Mari meneguk sisa air mata musim dingin
Dari gelas kelopak bunga lili
Dan menenangkan jiwa dengan gerimis nada-nada
Nada curahan simfoni burung-burung yang berkicauan
dan berkelana riang dalam bayu mengasyikkan
Tempat bunga violet berteduh dalam persembunyian
Dan meniru kemanisan mereka dalam pertukaran kasih rindu
ijinkan
Izinkn aku...
Menyentuh perasaan mu...
Biar gelora cinta semalam...
Merindui mu selalu..
Biar bergetar naluri mu...
Cinta ku takkn hilang..
Himpunkan semua kemaafan
Dengarkan dalam rintihan
Gugurlah Bunga Cinta...
Terpadam mentari yang menyinar..
Kau ku nanti penuh pasti..
Rintihan harapan utk mu seorang..
Sebagai satu tanda cinta terpendam..
Bunga terakhir menjadi kenangan yang tersimpan
Tak '
Tetaplah terjaga
Hingga akhir hayat nanti
'Ku
harapan yang tiada


Angin senja berhembus nyata
Satu-satu bunga berguguran
Di dalam keindahan tiada lagi cahaya
Hilanglah sari penghias taman
Kelopak bagai sutera
Kini tandus tiada bermaya
Hilanglah keharuman tiada lagi berseri
Bunga layu di pangkuan bumi
Berharap yang tiada pasti
Dititis embun pagi
Ku tak mungkin bersemi kembali
Bunga gugur menebar luka
Sirnalah kemegahan cahaya penerang taman
Setelah bunga jatuh berserakan...
cinta pertama
"Setiap orang pasti teringat cinta pertamanya dan mencoba menangkap kembali hari-hari asing itu, yang kenangannya mengubah perasaan direlung hatinya dan membuatnya begitu bahagia di sebalik kepahitan yang penuh misteri."
masih adakah..?
Haruskah aku Menderita karena Cinta
Aku merindukan kekasih yang tiada
Begitu hampa jiwa
ketika Quharus ditinggalkan dirinya
Betapa mudahnya air mata mengalir
Betapa sakitnya Hati terluka
Haruskah Aku terus menerus begini?
Merasakan cinta yang tlah tiada
Lebih baik kulupakan semua
kubiarkan diriku hidup tanpa mengenang
cinta yang pernah ada dimasa lalu
Karna kuyakin Cinta itu telah mati
takkan kembali tuk hidupku
Masih adakah Hati ?
Masih adakah waktu ?
Dan tetap adakah semua tentang kita?
Tiada angin sejuk mewangi membelai..
Tiada semua seperti sedia kala..
Hanya terbatas pada nurani Kita
Sunyi waktu kelamnya Kita ..
terbata dalam kata..
membisu dalam hati..
berjalan di percikan cahaya..
menepi di sudut hati yang gelap..
menanti ..dan hanya menanti..
Terlempar jauh dialam maya
Terjerat rumput dan ilalang
Tergulung bagai insan yang tak berdaya
Tak memiliki gairah lagi
Hati bak terhimpit sunyi
Nyata tiada guna hidup ini
Pada siapakah kutambatkan hati..
Mungkinkah aku
Hingga ajal menputku nanti
Keluh,kesah tersembunyi dalam dada
Ingin berbagi dan berkata
Bercerita tentang duka lara
Hatiku tertinggal bersama maya
Jiwa kubawa dengan hampa
Perih menjalar bagai bias
Keras deras bersama pilu
kalimat terucap penuh ragu
mengungkap rasa dalam hati
Tak kuat ku tuk bersimpuh
Melawan badai dalam gurun
Hati sudah sangatlah rapuh
Terbang bersama keatas awan
Jauh dari lara & dusta
Jauh dari kebusukan cinta
Demi menyambut cinta yang hakiki
Aku telah siap kembali
Keharibaanmu yaa Ilahi…Robbi!